Makananyang ada dalam air ditangkap oleh flagel sel koanosit. Makanan dicerna oleh vakuola makanan. Ujung depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang berkembang
Surabaya ANTARA News - Pencium atau indra untuk menangkap bau adalah indra yang dimiliki manusia, karena itu agak janggal bila ada indra pencium indra pencium elektronik itu bagi dosen teknik elektro ITS Dr. Muhammad Rivai ST. MT. bukanlah hal yang dia telah menciptakan "Electronic Nose" yang menirukan indra pencium manusia dan mampu menggantikan fungsi pencium manusia. Alat ciptaannya itu mampu dalam mengenali, mengidentifikasi, dan menganalisa aroma tertentu dengan memanfaatkan pola-pola algoritma "neural network." "Ide dari inovasi yang penting bagi dunia kedokteran dan kesehatan itu berawal dari iklan rokok yang menayangkan bagaimana seseorang bisa mengenali kualitas tembakau hanya dengan menciumnya," kata Rivai. Setelah menonton iklan tersebut, ia mengaku tiba-tiba muncul pertanyaan iseng dalam benaknya. "Bagaimana nantinya kalau mereka yang bertugas mencium bau itu jatuh sakit atau tidak mood? Apakah analisa penciumnya tetap bisa diandalkan?," katanya, dalam benaknya. Dari pertanyaan iseng itulah, Rivai menuai ide untuk membuat "electronic nose" dengan konsep yang diajukan adalah alat pencium elektronik yang mampu menghasilkan analisa akurat tanpa terpengaruh oleh faktor yang mungkin diderita oleh indra pencium manusia. "Jadi, tak heran bila alat itu nantinya diharapkan mampu menggantikan fungsi hidung dalam berbagai kebutuhan industri dan analisa kesehatan," katanya. Prinsip kerja dari "electronic nose" adalah menirukan fungsi hidung manusia yang di dalamnya ada berbagai reseptor pengidentifikasi aroma. "Reseptor-reseptor itu fungsinya digantikan oleh sensor pada electronic nose," kata dosen yang juga Kepala Laboratorium Lab Elektronika Industri itu. Ia menuturkan tiap reseptor yang ada akan memberikan respon yang berbeda dari uap aroma yang sama. Sebagai pengembangan awal, sensor "electronic nose" memiliki kemampuan mengidentifikasi 16 jenis aroma, di antaranya aroma apel, melati, dan peppermint. "Layaknya seorang bayi ketika dari awal sudah dilatih mampu membedakan beberapa aroma, maka seperti itulah cara kerjanya," katanya. Menurut dia, proses pengenalan aroma dari "electronic nose" itu dilakukan dengan bantuan software perangkat lunak. "Tak hanya itu, alat itu bahkan bisa mengenali kualitas dari bahan bersangkutan, misalnya apel yang busuk dan baik," ujarnya. Ke depan, Rivai berencana mengembangkan lagi kemampuan mengidentifikasi "electronic nose" itu menjadi 30 lebih aroma dengan tingkat akurasi yang semakin tinggi. Alur Kerja Tentang alur kerja "electronic nose" itu, Rivai yang berkacamata itu menerangkan proses diawali dengan memasukkan uap aroma ke ruang sensor, lalu uap tersebut akan diekstraksi menjadi komponen penyusun uap. "Tiap komponen itu selanjutnya diukur intensitas dan konsentrasinya oleh sensor Quartz Crystal Microbalance QCM," katanya. Ia memperoleh semua komponen itu dari produk dalam negeri, kecuali perangkat FPGA Field Programmable Analog Array atau semikonduktor elektronik yang memiliki gerbang terprogram yang dipesan dari luar negeri. Guna menangkap uap aroma, alumnus Teknik Elektro ITS angkatan 1987 itu memodifikasi osilator dan memberikan tambahan lapisan zat kimia. "Misalkan pada sensor itu, saya melapisinya dengan polyethylene glycol. Tiap sensor dilapisi dengan zat kimia yang berbeda," katanya. Harga bahan kimia yang digunakan pun sangat terjangkau. "Hanya dua ribuan. Sebotol zat kimia dapat dipakai untuk ribuan sensor," ucapnya. Saat ini, "electronic nose" hanya dilengkapi dengan delapan sensor. "Tapi, saya sudah membuatkan tambahan sensor hingga 32 sensor. Jadi, kemampuan mengidentifikasi alat ini makin bertambah," katanya. Peraih riset Indonesia Toray Science Foundation ITSF itu menyatakan pengembangan lebih lanjut dari "electronic nose" akan memberikan banyak kegunaan. "Electronic nose dapat dikembangkan hingga ke level mampu menganalisa aroma urine yang berarti juga bisa mengidentifikasi ginjal sehat atau bakteri di saluran kencing," katanya. Selain itu, "electronic nose" juga bisa diupayakan untuk mampu menganalisa aroma pernapasan seseorang. "Penelitian itu rencananya dikerjakan oleh beberapa mahasiswa S3 Teknik Elektro. Tujuannya untuk membantu mendiagnosa penyakit TBC yang diderita seseorang," katanya. Secara garis besar, dia mengatakan alat yang mulai dirintisnya sejak 1995 itu sangatlah aplikatif. "Alat itu bisa dipakai untuk kebutuhan industri rokok, makanan, dan minuman hingga dunia kesehatan," katanya. Apalagi, katanya, biaya pembuatan alat itu hanya membutuhkan biaya kurang dari Rp10 juta untuk menciptakan electronic nose. "Bandingkan dengan alat sensor semikonduktor buatan beberapa negara maju, bisa mencapai miliaran rupiah," katanya. Ia berharap alat ciptaannya itu dapat segera dipatenkan dan diproduksi secara massal, bahkan perangkat FPGA yang ada dalam "install" dari electronic nose itu dapat dijadikan chip. "Dengan begitu, electronic nose akan berbentuk sangat kecil dan dapat dibawa ke mana-mana. Tentunya dengan tercapainya harapan itu, maka alat itu semakin bermanfaat untuk kehidupan manusia," ujarnya.*Pewarta Oleh Edy M Ya`kubEditor Suryanto COPYRIGHT © ANTARA 2009
MacamMacam Panca Indera. 1. Mata. Mata adalah indera yang yang fungsinya untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar, sehingga dengan mata bisa mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Mata adalah indra penglihat yang menerima sebuah rangsang berupa cahaya (fotooreseptor). Mata tersusun dari alat tambahan mata
Hayo! Kamu masih ingat enggak sama mata pelajaran Biologi tentang sistem indra pada manusia? Apa aja sih sistem indra pada manusia? Banyak kan. Kali ini, kita enggak akan bahas mereka semua kok. Kita akan fokus dengan yang namanya indra penciuman serta kelainan-kelainannya. Yuk kita kenalan lebih lanjut!Apa itu indra penciuman? KovyrinaKita memiliki 5 sistem dan alat indra yang sangat berfungsi untuk menunjang aktivitas sehari-hari nih. Yaitu mata yang berfungsi sebagai indra penglihatan, lidah yang berfungsi sebagai indra perasa, kulit yang berfungsi sebagai indra peraba, telinga yang berfungsi sebagai indra pendengaran, dan hidung yang berfungsi sebagai indra penciuman atau penciuman merupakan organ sensor kimiawi tubuh kita. Dimana berfungsi untuk mendeteksi bau makanan, dan bau-bau lainnya. FYI, indra ini juga dapat mempengaruhi aktivitas sosial bahkan seksual lho! Rongga hidung menjadi lokasi sensor penciuman dengan 100 juta sel penerima rangsang bau. Rangsang bau tersebut akan disalurkan oleh sistem saraf hingga ke ini dia kelainan-kelainan yang menyerang indra penciuman kita!1. Ceban ionelcebanSering kita merasa kagum dengan orang-orang yang dapat membedakan jenis parfum hanya dengan mencium wangi dari orang yang memakainya. Eits, tapi tunggu dulu! Bagi mereka yang sensitif bau tersebut, justru tersiksa dalam kesehariannya mereka memiliki indra penciuman yang sangat sensitif terhadap bau, bukan hanya pada bau yang enak saja, tapi pada bau yang tidak enak atau mengganggu penciuman. Kondisi ini disebut dengan Hiperosmia, yaitu keadaan dimana seseorang mengalami kesensitifan atau sangat peka akan yang mengalami hiperosmia tidak jarang akan mengalami depresi karena ketidaknyamanan akan aroma yang akan terasa kuat, bahkan untuk aroma enak sekalipun. Penyakit ini seringkali juga disebabkan oleh migrain, efek kehamilan, dan penyakit neurologis seperti TentisJIka penderita hiperosmia akan sangat sensitif pada bau-bauan. Justru berbanding terbalik dengan penderita Hyposmia. Penderitanya akan mengalami penurunan dalam mendeteksi aroma atau bau. Walaupun bau tersebut sangat kuat, penderita tidak dapat menciumnya dengan ini dapat disebabkan oleh rokok, alergi, cedera kepala, infeksi pada saluran pernafasan, sinus polip, sinusitis kronis, septum hidung yang menyimpang, bahkan penggunaan obat-obatan seperti ampicilin, loratadine, atau kamu yang menderita penurunan indra penciuman hyposmia ini, patus waspada lho! Karena hyposmia merupakan salah satu tanda jika kamu menderita obesitas, tekanan darah tinggi, bahkan penyakit Domain PictureKalau yang ini sih, penderita dapat mencium bau, tapi salah dalam mengenali bau tersebut. Contohnya ketika kamu mencium bau yang sebenarnya biasa saja, tidak terlalu menyengat bahkan mengganggu. Tapi bagi kamu yang mengalami kelainan ini, bau yang biasa tersebut sangatlah mengganggu penciumanmu. Keadaan itulah yang disebut dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti flu, kerusakan neuron penerima rangsang bau, cedera kepala, paparan racun berbahaya, gangguan sistem saraf penciuman, bahkan penyakit sinus. Pasti deh, ketika kamu terkena flu, respon kamu terhadap semua aroma akan tidak terasa enak. Baca Juga 5 Penyebab Bersin Berkepanjangan yang Bikin Hidung Gak Nyaman 4. penderita Hyposmia mengalami penurunan penciuman, pada penderita Anosmia justru lebih buruk. Yap, mereka tidak akan bisa mendeteksi aroma atau bau sama sekali. Jadi, kemampuan untuk mencium aroma atau bau sama sekali berat dapat menyebabkan anosmia. Tapi keadaan itu sementara, ketika flu tersebut sembuh, anosmia pun akan hilang. Tapi pada kondisi di mana mengalami cedera kepala parah, atau kelainan kondisi hidung bawaan lahir, orang tersebut akan mengalami anosmia sepanjang Domain PicturePernah enggak sih, kamu tiba-tiba mencium bau singkong bakar padahal tidak ada temanmu yang menciumnya? Atau kamu sering mencium aroma sesuatu tapi teman-temanmu tidak menciumnya? Jangan buru-buru mengira ada hantu datang ya! Mungkin kamu menderita Phantosmia adalah kelainan pada indra penciuman dimana hidung mengalami halusinasi pada aroma atau bau-bauan yang sebenarnya tidak ada. Jadi, halu bukan hanya menyerang pikiran saja, hidung kita juga bisa halu lho! Cedera kepala hebat, sinusitis kronis, dan kerusakan saraf indra penciuman merupakan penyebab utama penyakit lebih baik daripada LesykBetul, betul, betul! Yuk sayangi indra penciuman kita dengan beberapa cara berikut ini Gunakan selalu masker jika sedang bepergian, untuk menghindari paparan asap kendaraan dan debu. Jaga selalu kebersihan lingkungan sekitar, seperti lantai, perabotan rumah, alat elektronik, bahkan mainan dari debu. Usahakan untuk tidak bersinggungan langsung dengan orang-orang yang sedang mengalami infeksi saluran pernafasan. Jika kamu menderita alergi, apalagi alergi debu, pastikan sekitarmu selalu aman dari debu. Lebih baik menggunakan vacuum cleaner daripada sapu untuk membersihkan debu dan kotoran. Untuk kamu yang menderita sinus, usahakan utnuk menghindari penyebab yang memperparah penyakit sinus. Dan selalu mengunjungi dokter untuk pengobatan berkelanjutan. Punya hewan peliharaan di rumah? Selalu rawat dan mandikan peliharaan untuk menjaga kebersihannya. Jamur juga dapat mengganggu indra penciuman. Selalu bersihkan tempat-tempat yang lembap, seperti kamar mandi, dan dapur. Yang terpenting, jangan merokok, hindari paparan asap rokok, dan asap-asap lainnya. Itulah lima kelainan yang dapat dan sering terjadi pada indra penciuman kita, dan sedikit cara untuk menjaganya. Mulai sekarang, jaga, cintai, dan syukuri apa yang ada pada diri kita sendiri ya! Enggak enak kan jika kita tidak bisa mencium aroma wanginya kopi di pagi hari. Baca Juga 6 Bahaya Mencabut Bulu Hidung, Jangan Lakukan Lagi Ya! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
6moS. qlrbsk6h45.pages.dev/495qlrbsk6h45.pages.dev/336qlrbsk6h45.pages.dev/224qlrbsk6h45.pages.dev/206qlrbsk6h45.pages.dev/466qlrbsk6h45.pages.dev/37qlrbsk6h45.pages.dev/137qlrbsk6h45.pages.dev/71
yang ditangkap oleh indra pencium